Minggu, 05 Februari 2012

FISIOLOGIS KENYANG DAN PUASA SERTA TANDA KECUKUPAN GIZI (ABCD GIZI)


FISIOLOGIS KENYANG DAN PUASA
SERTA
TANDA KECUKUPAN GIZI (ABCD GIZI)


Fisiologis Saat Kenyang
Kenyang adalah sensasi yang dirasakan jika keinginan untuk makan telah dipenuhi. Nukleus ventromedial adalah pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan perasaan kenyang sehingga tidak mau makan (afagia), sebaliknya destruksi di daerah ini akan menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan dapat berakibat obesitas.
Neurotransmitter dan hormon memegang peranan penting. Substansi biokimia tersebutlah yang menentukan apakah selera makan akan dihambat (kenyang) atau dicetuskan (lapar). Untuk itu dikenal pengkategorian sebagai berikut: (1) Substansi orexigenic yaitu substansi yang mencetuskan rasa lapar dan (2) substansi anorexigenic yang menghambat selera makan (dengan kata lain, kenyang).

Faktor yang meregulasi kuantitas pengambilan makanan
Berdasarkan pemeliharaan simpanan energi pada tubuh, regulasi kuantitas pengambilan makanan dapat dibagi menjadi :
(1)   Regulasi jangka pendek
Bertujuan untuk mencegah seseorang makan terlalu banyak dalam suatu kesempatan demi optimalisasi sistem pencernaan. Dengan demikian maka sistem perncernaan dapat bekerja secara optimal dalam mengolah dan menyerap sari makanan. Jika hanya mengandalkan sinyal yang dihasilkan oleh simpanan energi (regulasi jangka panjang), maka perlu waktu yang sangat lama untuk menghentikan seseorang makan. Oleh karena itu, regulasi jangka pendek melibatkan mekanisme yang mampu bekerja dengan cepat dalam menstimulasi dan menginhibisi selera makan, seperti inhibisi akibat pengisian lambung. Ketika makanan masuk ke lambung, maka lambung akan mengalami distensi. Peregangan (mekanik) yang terjadi ini menyebabkan sinyal ditransmisikan melalui nervus vagus ke pusat kenyang-lapar sehingga selera makan akan berkurang atau hilang.

(2)   Regulasi jangka panjang
Bertujuan memelihara simpanan energi secara konstan dalam waktu yang relatif lama dan erat kaitannya dengan status gizi. Berbeda dengan regulasi jangka pendek, regulasi jangka panjang dalam pengambilan makanan lebih bertujuan untuk menentukan status nutrisi seseorang. Berikut adalah mekanisme yang berperan dalam meregulasi pengambilan makanan jangka panjang, misalnya efek konsentrasi glukosa, asam amino dan lipid dalam darah. Telah diketahui bahwa penurunan kadar glukosa darah menyebabkan rasa lapar. Hal itu disebut mekanisme pengaturan glukostatik (kecenderungan untuk menjaga stabilitas kadar glukosa dalam darah). Penelitian lain juga menunjukkan, regulasi oleh asam amino (aminostatik) dan lipid (lipostatik) memainkan peranan dalam mengatur rasa lapar dan kenyang.

Fisiologis Saat Puasa
Tubuh manusia memiliki mekanisme alamiah yang digunakan untuk mangatasi kondisi-kondisi yang tak diinginkan, agar tetap dalam kondisi normal. Mekanisme alamiah ini disebut sebagai Hemeostatis. Dalam keadaan puasa selama 14 jam tubuh tidak mendapatkan supplai makanan, akan tetapi tubuh tetap bertahan.
Ini disebabkan tubuh masih memiliki cadangan energi dalam bentuk lemak yang berasal dari karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen. Cadangan energi ini mampu bertahan sampai 25 jam. Dengan demikian, mereka yang berpuasa jangan khawatir menjadi sakit karena memiliki mekanisme alamiah untuk mempertahankan dirinya.

Pengaruh mekanisme puasa terhadap fungsi fisiologi tubuh adalah :
1. Pengaruh Puasa terhadap Otak
Pengaruh puasa terhadap daya ingat sangat besar. Ini diakibatkan oleh karena puasa mengakibatkan tidur semakin nyenyak, dan pada saat tidur nyenyak tersebut terjadi sintesis protein yang digunakan untuk memulihkan fungsi otak.
2. Pengaruh Puasa terhadap Jantung
Dengan puasa jantung semakin sehat, oleh karena otot-otot jantung diberikan isitrahat yang cukup untuk mengadakan recovery. Selain itu juga ada ion Mg yang berfungsi sebagai kardioprotektor.
Kadar plasma Mg rendah selama satu atau dua hari setelah Myocardial infarction dan peluang pasien untuk sembuh dari serangan jantung meningkat bila Mg segera diberikan setelah serangan jantung. Puasa mengecilkan tingkat kematian dalam Myocardial infarction, kemungkinan dengan mengurangi resiko Arrhytmia serius, terutama ventricular vibrillation yang disebabkan oleh kenaikan konsentrasi lokal katekolamin. Kekurangan Mg meningkat ketegangan nadi jantung.
3. Pengaruh Puasa terhadap Sistem Pencernaan
Diluar bulan Ramadhan alat pencernaan kita bekerja extra keras selama hampir 11 bulan dari 12 bulan dalam satu tahun. Oleh karena itu sepantasnyalah alat pencernaan ini diberi istirahat, paling sedikit satu bulan dalam satu tahun.
Makanan yang masuk kedalam tubuh memerlukan proses pencernaan kurang lebih delapan jam, yaitu empat jam diproses didalam lambung dan empat jam didalam usus kecil. Jika makan sahur dilakukan pada pukul empat pagi, berarti pukul 12 siang alat pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 siang sampai berbuka kurang lebih selama 6 jam, alat pencernaan mengalami istirahat total. Hal ini terjadi selama satu bulan. Masa ini cukup untuk membersihkan makanan yang tertimbun dalam usus besar dan memberikan kepada usus besar untuk beristirahat dari proses pencernaan. Oleh karena itu dalam bulan puasa usus besar bersih dari makanan yang bertumpuk, suatu hal yang menjadikan makanan tidak masam karena tidak dicerna dan membebaskan seseorang dari gas dan bau yang tidak sedap dan rusaknya alat pencernaan.
Selama proses pencernaan didalam lambung, makanan berubah wujud menjadi seperti bubur dengan tingkat keasaman tertentu. Selanjutnya didalam usus kecil diproses, disaring dan diserap sampai tingkat molekular yang amat lembut, yang disebut sari-sari makanan. Setelah proses ini, sari-sari makanan yang mengandung gizi berproses menjadi darah, yang kemudian disupplai keseluruh tubuh.
 
Mekanisme kerja lambung pada saat puasa:
* SAHUR (Kurang lebih pukul 04.00 pagi)
* Selama empat jam setelah sahur -- Makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dilambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus kecil
* Empat jam berikutnya -- Makanan diubah dari wujud bubur menjadi sari-sari makanan di usus kecil, selanjutnya disupplai keseluruh tubuh melalui pembuluh darah (Kurang lebih pukul 12.00 siang)
* Enam jam berikutnya -- Alat-alat pencernaan (lambung dan usus kecil) mengalami istirahat selama kurang lebih enam jam (pukul 12.00-18.00)
* BERBUKA PUASA (Kurang lebih pukul 18.00 sore)
Total : Kurang lebih empat belas jam selamanya, mulai dari setelah sahur sampai berbuka, tubuh orang yang berpuasa tidak disupplai oleh makanan.
4. Pengaruh Puasa terhadap Ginjal
Laju filtrasi Glomerular normal, dan gravitasi spesifik air kencing tetap konstan seluruhnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan apapun pada fungsi kedua ginjal selama shaum dan justru selama ginjal menguraikan timbunan zat sisa yang membahayakan tubuh seperti elektrolit ataupun purin yang dapat menimbulkan penyakit Gout.
5. Pengaruh Puasa terhadap Hepar (Hati)
Dalam kondisi sedang berpuasa, liver melepaskan cadangan glukose dan aktif membentuk glukose baru dari sisa pembakaran glukose sebagai limbah metabolisme.
Aktivitas pelepasan cadangan dan pembentukan glukose baru yang disentralisasi di liver merupakan hasil proses tubuh yang sangat komplek dalam rangka mempertahankan keseimbangan lingkungan dalam tubuh. Proses ini melibatkan hampir seluruh subsistem dan organ tubuh, termasuk didalamnya sistem hormon dan susunan syaraf pusat. Pengendalian fungsi hati dalam metabolisme sangat bergantung pada hormon pankreas, insulin dan glukagon. Hormon insulin bekerja menghambat pembentukan glukose, sedangkan glukagon justru memacu pembentukan serta pelepasan glukose. Sementara itu pelepasan hormon pankreas dipengaruhi oleh kadar glukose plasma (gula darah). Apabila glukose darah turun maka pelepasan insulin dihambat, sedangkan pelepasan glukagon dipacu, sehingga hati akan meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukose baru) dan melepaskan glukosenya ke darah.
6. Pengaruh Puasa terhadap Kulit
Setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan didalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, serta dalam bentuk lemak dan glikogen. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi jika tubuh tidak mendapat supplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpannya. Peristiwa ini lazim disebut Peremajaan Sel. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila orang yang sering berpuasa, kulitnya akan menjadi lebih segar dan lembut.
7. Pengaruh Puasa terhadap Hormon
Pada saat-saat tertentu, misalnya disaat sedih, gembira, cemas, bersikap sosial dan yang lainnya. Kelenjar endoktrin menghasilkan zat-zat kimia yang mengeluarkan hormon. Jika tugasnya sudah selesai, pengeluaran hormon dihentikan untuk sementara, sambil menunggu tugas yang sama. Idealnya, hormon-hormon tersebut berfungsi secara seimbang didalam tubuh. Kelebihan atau kekurangan hormon tertentu berakibat buruk bagi kesehatan. Misalnya, kekurangan hormon insulin akan mengakibatkan terkena penyakit. Diabetes Melitus, sedang bila kelebihan akan mengakibatkan hiperglikemia. Demikian dengan hormon-hormon lainnya, kekurangan atau kelebihan produksinya akan menghasilkan efek yang kurang baik bagi tubuh dan kesehatan.
8. Meningkatkan Fungsi Organ Tubuh
Berpuasa berarti memberikan kesempatan interval selama kurang lebih empat belas jam bagi kerja organ-organ tubuh, seperti : lambung, ginjal, liver. Selama itu tubuh tidak menerima makanan ataupun minuman, sehingga menimbulkan efek berupa rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan tubuh dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan dan meningkatkan fungsi-fungsi organ sesuai dengan fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi tajam.

Pengaruh Puasa terhadap Therapi Penyakit
Berdasarkan penelitian para pakar kesehatan, disamping puasa berdampak menyehatkan fisik juga memiliki efek terhadap penyembuhan penyakit. Penelitian tersebut dilakukan diberbagai tempat seperti Jepang, Korea, Perancis, China, Taiwan dan Amerika Serikat.
Penyakit-penyakit yang biasanya dapat disembuhkan oleh puasa adalah penyakit yang diakibatkan oleh karena terlalu banyak mengkonsumsi salah satu Zat Gizi; baik itu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Tanda dan Gejala Kecukupan dan Gizi (ABCD gizi)
Untuk memudahkan anda mengingat jenis-jenis metode penilaian status gizi, biasanya beberapa ahli membuat akronim dengan nama “ABCD”. “A” diasosiasikan sebagai Anthropometry (Antropometri), “B” = Biochemical (Biokimia) , “C” = Clinical (Klinik) dan “D” = Dietary (Asupan makanan).

ABCD : Anthropometry, Biochemical, Clinical, Dietary
1.      Anthropometry Assessment
Penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometri ialah  pengukuran ukuran, berat dan proporsi tubuh, beberapa literatur menyatakan bahwa metode antropometri ialah proses pengukuran dimensi fisik dan komposisi tubuh. Hasil pengukuran antropometri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia, fisiologis, pola makan, dll. Salah satu keunggulan dari metode antropometri ialah dapat memberikan informasi tentang riwayat status gizi masa lalu.
2.      Biochemical Assessment
Beberapa tahapan masalah gizi dapat diketahui dengan metode laboratorium, penyimpanan zat gizi dalam jaringan tubuh mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan status gizi seseorang.
3.      Clinical Assessment
Metode ini biasa digunakan untuk mendeteksi kumpulan gejala dan tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan gizi. Metode ini biasa menggunakan pendekatan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
4.      Dietary Assessment
Metode ini dapat digunakkann untuk mendeteksi tahap awal terjadinya masalah gizi. Jika seseorang memiliki asupan makanan atau zat gizi yang kurang, maka secara langsung akan berdampak negatif terhadap status gizinya, begitu pula sebaliknya.

TAHAPAN MASALAH GIZI DAN METODE PENILAIANNYA
Terdapat 8 (delapan) tahapan terjadinya kekurangan gizi, setiap  tahapan memiliki metode pengukuran yang berbeda, setiap metode dapat berdiri sendiri atau dikombinasi dengan beberapa metode lainnya. Berikut ke-8 tahapan tersebut :

TAHAPAN KEKURANGAN GIZI
METODE PENGUKURAN
1. Asupan makanan yang tidak optimal
Dietary
2. Perubahan level cadangan zat gizi pada jaringan tubuh
Biokimia
3. Perubahan level cairan tubuh
Biokimia
4. Perubahan fungsional pada jaringan tubuh
Antropometri/Biokimia
5. Perubahan aktivitas zat gizi yang bergantung terhadap enzim atau mRNA pada beberapa jenis protein
Biokimia /teknik molekular
6. Perubahan fungsional
Perilaku/fisiologi
7. Gejala klinik
Klinik
8. Munculnya tanda-tanda perubahan anatomi
Klinik

Ke-8 tahapan tersebut di atas terjadi secara berurutan seiring dengan penurunan status gizi seseorang. Jika seseorang memiliki asupan makanan yang tidak optimal, maka yang terjadi kemudian ialah tubuh akan menggunakan cadangan zat gizi yang tersimpan di dalam jaringan tubuh, jika kondisi ini (asupan makanan tidak optimal) terus terjadi, maka selanjutnya akan terjadi perubahan level cairan tubuh, perubahan fungsional jaringan tubuh dan seterusnya.
Setiap tahapan harus menggunakan metode yang spesifik sesuai dengan karakteristik perubahannya, misalnya asupan makanan yang tidak optimal harus menggunakan metode dietary assessment, tidak tepat jika anda menggunakan metode antropometri, akan tetapi mengkombinasi antara dua metode atau lebih jauh lebih efektif untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat.

ANGKA KECUKUPAN GIZI
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadapa absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya didalam tubuh. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi asansial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hamper semua orang sehat.Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi(dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
            AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.
            Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
1.      Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk. Untuk ini perlu diketahui polapangan dan distribusi penduduk. Karena AKG yang dianjurkan adalah angka kecukupan pada tngkat faali, maka dalam merancang produksi pangan perlu diperhitungkan kehilangann pangan yang terjadi pada tiap tahap perlakuan pascapanen.
2.      Menginterpretasikan data konsumsi makaan perorangan ataupun kelompok. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dalam penetapan AKG digunakan patokan berat badan tertentu.
3.      Perencanaan pemberian makanan di institusi. Juga dalam hal ini perlu diperhatikan berat badan rata-rata, aktivitas yang diakukan dan untuk rumah sakit kecukupan gizi untuk penyembuhan.
4.      Menetapkan standar bantuan pangan. Pertimbangan yang dikemukakan pada butir 2 yang perlu diperhatikan.
5.      Menilai kecukupan persediaan pangan nasional
6.      Merencanakan program penyuluhan gizi
7.      Mengembangkan produk pangan baru industri.
8.      Menetapkan pedoman untuk keperlua labeling gizi pangan. Biasanya dicantumkan proporsi AKG ang dapat dipenuhi oleh satu porsi pangan tersebut.


Sumber :
ü  Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta : Dian Rakyat.
ü  Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta : Dian Rakyat.
ü  Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

1 komentar:

  1. Baccarat Rules: Play Baccarat | fbcasino.com
    Baccarat is a 바카라사이트 table game that involves งานออนไลน์ guessing deccasino the numbers of the possible numbers of possible combinations. In the game of baccarat,

    BalasHapus